PENJELASAN TENTANG DZIKIR KHOFI TQN SURYALAYA - SANTRI HIKAM

Santri hikam yang membahas seputar kajian islam dunia dan kesehatan,,

Hot

Post Top Ad

Sunday, 3 November 2019

PENJELASAN TENTANG DZIKIR KHOFI TQN SURYALAYA


Banyak diantara kita, ketika mulai belajar mendekatkan diri kepada Allah, baik melalui ibadah-ibadah seperti sholat, shaum dan sebagainya, atau dengan pendekatan kepasrahan (tawakkul) kepada Allah, pada awalnya kita berusaha menjauhkn diri dari orang-orang sekitar atau lebih dikenal dengan istilah uzlah. Alasannya adalah supaya kita tidak terganggu dalam melakukan ibadah. Menurut saya alasan seperti ini masih terselip kesombongan, saya pribadi lebih cenderung alasan melakukan uzlah adalah agar kita tidak mengganggu orang Iain.

Mayoritas umat islam salah faham terhadap uzlah, banyak yang menganggap bahwa uzlah sebagai upaya membebaskan diri dari tanggung jawab sosial. Tujuan uzlah bukan seperti itu melainkan merupakan upaya mempertajam ruhani, untuk nanti digunakan dakwah, agar dakwah kita "tajam". kalau diibaratkan tukang sabit rumput, kadang mereka menghilang dulu dari padang rumput, untuk mengasah sabitnya. Ketika sabit terus-terusan digunakan tanpa pernah diasah, maka akan tumpul. Begitu juga ruhani kita.

Ketika dirasakan bahwa orientasi hidup kita sudah bukan Alloh lagi, melainkan harta tahta pangkat dll. maka masuklah kedalam uzlah dengan tertib. Misalkan 7 hari, 21 hari atau 40 hari, setelah sebelumnya membekali anak istri dengan perbekalan yang cukup, tanggung jawab-tanggung jawab yang diemban diwakilkan dulu.

Syekh ibn Attha illah berkata:
"Allah menyuruhmu di dunia ini untuk memperhatikan alam ciptaan-Nya, dan kelak di akhirat Dia akan memperlihatkan kepadamu akan kesempurnaan dzat-Nya”
Setiap hamba yang melakukan suluk pasti mendambakan ingin mampu melihat Allah, karena itulah cita cita terbesar mereka, tapi sehebat apapun amalan yang mereka lakukan di dunia ini secara rutin tetap saja mereka tidak akan mampu melihat Allah dengan mata dzohir. Ketika di dunia yang bisa kita lakukan adalah melihat makhluknya, namun mata hati tembus kepada Alloh. Sedangkan untuk melihat Alloh dengan mata dzohir adalah diakhirat.

Siapapun yang ketika di dunia sudah mampu "melihat” Allah dengan mata hati, pasti dia akan mampu melihat Allah dengan mata dzohir di akhirat. Tapi barang siapa ketika di dunia dia tidak bisa melihat Allah, tidak merasa selalu diperhatikan oleh Allah maka nanti dia tidak akan mampu memandang NYA.

Wallahu a'lam...
Jangan lupa commen..


No comments:

Post a Comment

Post Top Ad