TAUBAT DAN TALQIN Versi Kitab SIRRUL ASROR - SANTRI HIKAM

Santri hikam yang membahas seputar kajian islam dunia dan kesehatan,,

Hot

Post Top Ad

Tuesday, 23 July 2019

TAUBAT DAN TALQIN Versi Kitab SIRRUL ASROR




Hallo sahabat santri tqn37, kali ini saya akan berbagi penjelasan tentang TAUBAT dan TALQIN versi kitab Sirrul Asror. Ketahuilah bahwa martabat tinggi tidak akan diperoleh kecuali dengan Taubat yang sesungguhnya dan menerima talqin dari Ahlinya. Firman Allah dalam surah Al-Fath Ayat 26 :
“Dan Allah mewajibkan kepada mereka kalimat Taqwa”.
Yaitu kalimat Laa Ilaaha Illallah, dengan syarat kalimat tersebut diambil dari orang yang hatinya telah bertaqwa sempurna dan suci dari segala sesuatu selain Allah. Bukan sekedar kalimat Laa Illaha Illallah yang didengar dari mulut orang yang biasa, walaupun lafadz nya satu tetapi bobotnya berbeda. Bibit Tauhid yang diambil dari hati yang belum hidup, maka bibit tersebut bibit yang tidak sempurna dan tidak akan tumbuh. Oleh karena itu didalam Al-Quran kalimat Tauhid ditempatkan dalam dua tempat. Pertama, ayat yang menunjukan Laa Ilaaha Illallah secara lisan dzohir sahaja. Firman AllahSWT :
“Apabila dikatakan kepada mereka :Laa Ilaha Illallah mereka menyombongkan diri”.(Ash-Shaffat:35).
Maksudnya kalimat Laa Ilaha Illallah yg ini merupakan bagian bagi awam. Kedua, Allah menyatakan kalimat Laa Ilaha Illallah disertai dengan pengetahuan yang hakiki. Firman Allah dalam Surrah Muhammad ayat :19.
“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan melainkan Allah dan mohonlah ampun bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, lelaki dan perempuan”.
Ayat ini menjadi sababun nuzul bagi adanya talqin dzikir untuk orang-orang yang ingin wusul kepada Allah.
Didalam kitab Bustanusy Syariah diterangkan bahwa orang pertama yg menginginkan jalan terdekat kepada Allah ,terunggul,tetapi termudah melalui Nabi Saw ialah Sayyidina Ali r.a. ketika Sayyidina Ali r.a. meminta, Rasul tidak langsung menjawab, tetapi menunggu wahyu. Maka datanglah Jibril dan mentalqinkan kalimat Laa Ilaha Illallah tiga kali dan Nabi mengucapkan tiga kali. Selanjutnya Nabi mendatangi para sahabat dan Nabi mentalqin para Sahabat secara berjamaah.
Nabi bersabda : “Kita telah kembali dari perang kecil ke perang besar”.
Yang dimaksud perang besar adalah perang melawan hawa nafsu. Sabda Nabi kepada sebagian sahabatnya :
“Musuhmu yang paling utama adalah nafsumu yang berada diantara kedua lambungmu”.
Mahabbah kepada Allah tidak akan tercapai , kecuali setelah melumpuhkan musuh-musuhnya yang ada didalam wujud dirimu, seperti nafsu ‘amarah, lawwamah, dan mulhimah dan membersihkan diri dari sifat-sifat bahimiyah (binatang jinak) yang tercela , seperti : makan, minum dan tidur berlebihan, menggunakan waktu tanpa manfaat. Juga membersihkan hati dari sifat-sifat sabu’iyyah (binatang buas) sepertiu : marah, mencaci, memukul, memaksa. Juga dari sifat syaitaniyyah , seperti : sombong, ujub , hasad, dengki, dendam dan sebagainya dari sifat-sifat badan dan hati yang tercela.
Bilamana seorang manusia sudah bersih dari sifat-sifat tercela tadi, berarti dia sudah bersih dari sumber dosa. Maka dia termasuk keluarga orang-orang suci dan ahli taubat. Firman Allah dalam surah Al-Baqarah ayat 222:
“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri”.
Manusia yang hanya bertaubat dari dosa dzohiriyyah walaupun dia bisa disebut “taibun” (orang-orang yang bertaubat) tetapi belum menjadi “tawwab” (orang-orang yang bertaubat dengan sesungguhnya) yaitu taubatnya orang-orang khusus.

Perumpamaan orang yang taubat  dari dosa lahiriyyah , seperti orang yang memotong tanaman dari batangnya, nantinya akan tumbuh kembali, bahkan lebih banyak dari sebeluymnya. Berbeda dengan orang yang mencabut dengan akarnya. Yang bertaubat secara sempurna adalah seperti orang yang mencabut pohon padi dengan akarnya, sehingga tidak akan tumbuh lagi. Kalaupun tumbuh, itu termasuk hal yang langka. Talqin merupakan alat yang memutuskan manusia dari segala sesuatu selain allah. Orang yang tidak memotong pohon pahit (tidak mau menjalani perjalanan pahit) tidak akan sampai kepada manis. Berfikirlah wahai manusia yang memiliki pandangan hati. Semoga engkau berbahagia dan wusul kepada Allah. Firman Allah dalam surah Asy-Syura ayat 25:
“Dan dialah yang menerima taubat dari hamba-hambanya dan memaafkan kesalahan-kesalahan”.  
Dan Surah Al-Furqan ayat 70:
“Kecuali orang-orang yang bertaubat , beriman, dan beramal sholeh, maka kesalahan mereka diganti oleh Allah dengan kebaikan”.

 Taubat terbagi dua macam , yaitu taubat umum dan taubat khusus. Taubat umum adalah seorang hamba berhenti dari dosa kembaliu kepada taat dari sifat tercela kepada sifat terfuji, dari jalan neraka kejalan syurga, dari mengikuti kemauan jasad kembali melatih diri dengan dzikir berjuang dan melakukan perjalanan ‘ubudiyyah sekuatnya. Adapun Taubat khusus yaitu setelah hamba meraih taubat umum tadi , ia melanjutkan amal-amal baik ketingkat ma’rifdat , dari derajat kepada qurbah, dari kenikmatan jasmani kepada kenikmatan ruhani, yaitu meninggalkan sesuatu selain Allah, bermesraan dengan Allah dan melihat kepada Allah dengan pandangan yakin. Begitulah perjalanan orang-orang yang ingin wusul kepada Allah . semakin tinggi drajatnya, semakuin merasa rendah dirinya semakin dekat dengan Allah, semakin merasa banyak kesalahannya, sehingga ketinggian drajat tadi itu masih merupakan “Kasbul Wujud” (mencari keadaan). Sedangkan kasbul wujud ditingkat manusia yang tinggi itu adalah dosa. Allah berfirman pada nabi di dalam hadits qudsi “ Keberadaan itu adalah dosa”. Oleh karena itu jangan menambah lagi dengan dosa yang lain. Para sufi besar berkata bahwa segala kebaikan manusia dikelas “Al-Abrar” adallah keburukan dikelas orang-orang yang ahli qurbah. Oleh karena itu Nabi SAW selalu ber istigfar setiap hari 100 kali. Allah berfirman dalam surah Muhammad ayat 19 dan surah al-mukmin ayat 55 :
“Mohonlah ampun atas dosamu”.
Yang dimaksud dengan dosamu adalah dosa karena keberadaanmu. Taubat ditingkat inilah yang disebut “Inabah” (kembali) , karena hakikat inabah adalah kembali dari selain Allah kepada Allah Dan masuk ke tangga Qurbah di alam terakhir (alam lahut) dan melihat kepada dzat Allah.
Nabi bersabda :
“Sesungguhnya Allah mempunyai hamba-hamba yang jasadnya  dibumi dan hatinya dibawah arasy”.
Melihat kepada Allah di dunia tidak akan berhasil. Yang dapat dilihat didunia adalah sifat-sifat allah  pada cermin hati. Sayyidina Umar berkata : “ Hatiku melihat tuhan ku dengan cahaya tuhanku”. Manusia akan melihat pantulan “Jamalullah” pada cermin hatinya.

Musyahadah seperti ini tidak dapat dihasilkan kecuai melalui talqin dari seorang syekh yang telah sampai kepada Allah dan diterima, juga termasuk kepada orang-orang Sabiqin. Dan mereka ditempatkan di bumi untuk menyempurnakan orang yang masih kurang dengan perintah Allah melalui Nabi SAW. Para wali di utus oleh Allah kepada orang-orang tertentu bukan kepada manusia umum. Sedangkan para nabi kepada orang-orang umum dan khusus secara menyeluruh dengan membawa syariat sendiri dari Allah (mustakilan binafsihi)



No comments:

Post a Comment

Post Top Ad