
Hallo sahabat santri
tqn37, kali ini saya akan berbagi penjelasan tentang TAUBAT dan TALQIN versi kitab Sirrul Asror. Ketahuilah
bahwa martabat tinggi tidak akan diperoleh kecuali dengan Taubat yang
sesungguhnya dan menerima talqin dari Ahlinya. Firman Allah dalam surah Al-Fath
Ayat 26 :
“Dan Allah mewajibkan kepada mereka kalimat Taqwa”.
Yaitu
kalimat Laa Ilaaha Illallah, dengan syarat kalimat tersebut diambil dari orang
yang hatinya telah bertaqwa sempurna dan suci dari segala sesuatu selain Allah.
Bukan sekedar kalimat Laa Illaha Illallah yang didengar dari mulut orang yang
biasa, walaupun lafadz nya satu tetapi bobotnya berbeda. Bibit Tauhid yang
diambil dari hati yang belum hidup, maka bibit tersebut bibit yang tidak
sempurna dan tidak akan tumbuh. Oleh karena itu didalam Al-Quran kalimat Tauhid
ditempatkan dalam dua tempat. Pertama, ayat yang menunjukan Laa Ilaaha Illallah
secara lisan dzohir sahaja. Firman AllahSWT :
“Apabila dikatakan kepada mereka :Laa Ilaha Illallah mereka menyombongkan diri”.(Ash-Shaffat:35).
Maksudnya
kalimat Laa Ilaha Illallah yg ini merupakan bagian bagi awam. Kedua, Allah
menyatakan kalimat Laa Ilaha Illallah disertai dengan pengetahuan yang hakiki.
Firman Allah dalam Surrah Muhammad ayat :19.
“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan melainkan Allah dan mohonlah ampun bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, lelaki dan perempuan”.
Ayat ini
menjadi sababun nuzul bagi adanya talqin dzikir untuk orang-orang yang ingin
wusul kepada Allah.
Didalam
kitab Bustanusy Syariah diterangkan bahwa orang pertama yg menginginkan jalan
terdekat kepada Allah ,terunggul,tetapi termudah melalui Nabi Saw ialah
Sayyidina Ali r.a. ketika Sayyidina Ali r.a. meminta, Rasul tidak langsung
menjawab, tetapi menunggu wahyu. Maka datanglah Jibril dan mentalqinkan kalimat
Laa Ilaha Illallah tiga kali dan Nabi mengucapkan tiga kali. Selanjutnya Nabi
mendatangi para sahabat dan Nabi mentalqin para Sahabat secara berjamaah.
Nabi bersabda : “Kita telah kembali dari perang kecil ke perang besar”.
Yang
dimaksud perang besar adalah perang melawan hawa nafsu. Sabda Nabi kepada
sebagian sahabatnya :
“Musuhmu
yang paling utama adalah nafsumu yang berada diantara kedua lambungmu”.
Mahabbah
kepada Allah tidak akan tercapai , kecuali setelah melumpuhkan musuh-musuhnya
yang ada didalam wujud dirimu, seperti nafsu ‘amarah, lawwamah, dan mulhimah
dan membersihkan diri dari sifat-sifat bahimiyah (binatang jinak) yang tercela
, seperti : makan, minum dan tidur berlebihan, menggunakan waktu tanpa manfaat.
Juga membersihkan hati dari sifat-sifat sabu’iyyah (binatang buas) sepertiu :
marah, mencaci, memukul, memaksa. Juga dari sifat syaitaniyyah , seperti :
sombong, ujub , hasad, dengki, dendam dan sebagainya dari sifat-sifat badan dan
hati yang tercela.
Bilamana
seorang manusia sudah bersih dari sifat-sifat tercela tadi, berarti dia sudah
bersih dari sumber dosa. Maka dia termasuk keluarga orang-orang suci dan ahli
taubat. Firman Allah dalam surah Al-Baqarah ayat 222:
“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri”.
Manusia
yang hanya bertaubat dari dosa dzohiriyyah walaupun dia bisa disebut “taibun”
(orang-orang yang bertaubat) tetapi belum menjadi “tawwab” (orang-orang yang
bertaubat dengan sesungguhnya) yaitu taubatnya orang-orang khusus.
Perumpamaan
orang yang taubat dari dosa lahiriyyah ,
seperti orang yang memotong tanaman dari batangnya, nantinya akan tumbuh
kembali, bahkan lebih banyak dari sebeluymnya. Berbeda dengan orang yang
mencabut dengan akarnya. Yang bertaubat secara sempurna adalah seperti orang
yang mencabut pohon padi dengan akarnya, sehingga tidak akan tumbuh lagi.
Kalaupun tumbuh, itu termasuk hal yang langka. Talqin merupakan alat yang
memutuskan manusia dari segala sesuatu selain allah. Orang yang tidak memotong
pohon pahit (tidak mau menjalani perjalanan pahit) tidak akan sampai kepada
manis. Berfikirlah wahai manusia yang memiliki pandangan hati. Semoga engkau
berbahagia dan wusul kepada Allah. Firman Allah dalam surah Asy-Syura ayat 25:
“Dan dialah yang menerima taubat dari hamba-hambanya dan memaafkan kesalahan-kesalahan”.
Dan Surah Al-Furqan ayat 70:
“Kecuali orang-orang yang bertaubat , beriman, dan beramal sholeh, maka kesalahan mereka diganti oleh Allah dengan kebaikan”.
Taubat terbagi dua macam , yaitu taubat umum
dan taubat khusus. Taubat umum adalah seorang hamba berhenti dari dosa kembaliu
kepada taat dari sifat tercela kepada sifat terfuji, dari jalan neraka kejalan
syurga, dari mengikuti kemauan jasad kembali melatih diri dengan dzikir
berjuang dan melakukan perjalanan ‘ubudiyyah sekuatnya. Adapun Taubat khusus
yaitu setelah hamba meraih taubat umum tadi , ia melanjutkan amal-amal baik
ketingkat ma’rifdat , dari derajat kepada qurbah, dari kenikmatan jasmani
kepada kenikmatan ruhani, yaitu meninggalkan sesuatu selain Allah, bermesraan
dengan Allah dan melihat kepada Allah dengan pandangan yakin. Begitulah
perjalanan orang-orang yang ingin wusul kepada Allah . semakin tinggi
drajatnya, semakuin merasa rendah dirinya semakin dekat dengan Allah, semakin
merasa banyak kesalahannya, sehingga ketinggian drajat tadi itu masih merupakan
“Kasbul Wujud” (mencari keadaan). Sedangkan kasbul wujud ditingkat manusia yang
tinggi itu adalah dosa. Allah berfirman pada nabi di dalam hadits qudsi “
Keberadaan itu adalah dosa”. Oleh karena itu jangan menambah lagi dengan dosa
yang lain. Para sufi besar berkata bahwa segala kebaikan manusia dikelas
“Al-Abrar” adallah keburukan dikelas orang-orang yang ahli qurbah. Oleh karena
itu Nabi SAW selalu ber istigfar setiap hari 100 kali. Allah berfirman dalam
surah Muhammad ayat 19 dan surah al-mukmin ayat 55 :
“Mohonlah ampun atas dosamu”.
Yang
dimaksud dengan dosamu adalah dosa karena keberadaanmu. Taubat ditingkat inilah
yang disebut “Inabah” (kembali) , karena hakikat inabah adalah kembali dari
selain Allah kepada Allah Dan masuk ke tangga Qurbah di alam terakhir (alam
lahut) dan melihat kepada dzat Allah.
Nabi
bersabda :
“Sesungguhnya Allah mempunyai hamba-hamba yang jasadnya dibumi dan hatinya dibawah arasy”.
Melihat
kepada Allah di dunia tidak akan berhasil. Yang dapat dilihat didunia adalah
sifat-sifat allah pada cermin hati.
Sayyidina Umar berkata : “ Hatiku melihat tuhan ku dengan cahaya tuhanku”.
Manusia akan melihat pantulan “Jamalullah” pada cermin hatinya.
Musyahadah seperti
ini tidak dapat dihasilkan kecuai melalui talqin dari seorang syekh yang telah
sampai kepada Allah dan diterima, juga termasuk kepada orang-orang Sabiqin. Dan
mereka ditempatkan di bumi untuk menyempurnakan orang yang masih kurang dengan
perintah Allah melalui Nabi SAW. Para wali di utus oleh Allah kepada
orang-orang tertentu bukan kepada manusia umum. Sedangkan para nabi kepada
orang-orang umum dan khusus secara menyeluruh dengan membawa syariat sendiri
dari Allah (mustakilan binafsihi)
No comments:
Post a Comment