
Penentuan arah kiblat tentu tak masalah bagi mereka yg berada di dekat Kabah.
Bagaimana memastikannya seandainya berada jauh dari tempat suci itu?
Beberapa waktu lalu di internet muncul tulisan Usep Fathudin, mantan Staf Khusus Menteri Agama, yg mengungkap beragam arah kiblat masjid-masjid di Jakarta.
Hal itu karna pergeseran 1 sentimeter saja bisa berarti 100 kilometer penyimpangan jaraknya.
Meskipun begitu, menurutnya, akurasi arah kiblat 100 persen memang tdk diwajibkan dlm shalat, sperti tersebut dlm Al Quran Surat Al Baqarah ayat 144, yg memerintahkan utk shalat ke arah kiblat.
”Kata-kata 'ke arah' ditafsirkan sbgai usaha maksimal mengarahkan shalat kita ke Kabah di Mekkah,” urainya.
Walaupun begitu, upaya utk mendekati ketepatan arah ke kiblat dpt dilakukan sbgai berbagai cara.
Usep menyebutkan, penentuan arah kiblat Masjid Al Mukhlishun di Griya Depok Asri, Depok Tengah, yg berdiri thn 2001, menggunakan suatu kompas kecil berbahasa Inggris, sbgai tulisan Latin & Arab.
Pada alat penunjuk arah itu tertulis bahwa utk Jakarta & sebagian besar kota di Indonesia, arah utara jarum kompas harus menunjuk angka 9 sbgai arah kiblat.
Kenyataannya, survei arah kiblat yg dilakukannya di berbagai masjid besar di Jakarta memperlihatkan, kompas yg digunakannya menunjuk arah yg berbeda-beda di tiap tempat ibadah itu, berkisar dari 7,5 hingga 9.
Penentuan arah kiblat yg dipakai umumnya mengacu pada arah utara geografis sebenarnya, yg memakai arah kompas atau jarum magnetik yg disebut ”pencari arah Kabah”.
Ternyata arah utara magnetik Bumi itu berbeda di tiap kota dari waktu ke waktu.
Penelitian menunjukkan arah utara magnetik terus bergeser sekitar 4,8 kilometer per thn.
Pada thn 2005 pergeserannya mencapai 800 kilometer dari kutub utara sebenarnya.
Penggunaan kompas sbgai penunjuk arah kiblat belakangan memang dianggap kurang akurat.
Belakangan diperkenalkan peranti lunak Qibla Locator yg termuat dlm situs web
Qibla Locator atau penunjuk arah kiblat antara lain dirancang oleh Ibn Mas'ud sbgai menggunakan peranti lunak aplikasi Google Maps API v2, sejak thn 2006.
Pengembangan tampilan & aplikasinya kemudian melibatkan Hamed Zarrabi Zadeh dari Universitas Waterloo di Ontario, Kanada.
Pada Qibla Locator versi Beta seri 0.8.7 itu dilengkapi sbgai geocoding dari Yahoo, pengontrol arah pada citra peta, & indikator tingkat pembesaran.
Hingga September 2007 dihasilkan empat versi Beta sbgai beberapa aplikasi tambahan, Geocoder, & tampilan jarak.
sbgai Qibla Locator yg berbasis Google Earth ini dpt diketahui arah kiblat dari mana pun kita berada.
utk mengetahuinya, di bagian atas situs itu ada kotak utk memasukkan lokasi, alamat atau nama jalan, kode pos, & negara atau garis lintang & garis bujur.
Maka di sisi kanan gambar peta akan muncul besaran arah kiblat atau kabah & jaraknya dari posisi lokasi yg kita masukkan.
Peranti lunak ini, menurut Thomas Djamaluddin, Kepala Pusat Pemanfaatan Sains Atmosfer & Iklim Lembaga Penerbangan & Antariksa Nasional (Lapan) sangat membantu guna mengecek arah kiblat secara akurat.
”Ini bisa utk koreksi massal masjid-masjid di Indonesia,” katanya.
Thomas, pakar astronomi & astrofisika, mengemukakan bahwa ada penentuan arah kiblat yg menggunakan bayangan Matahari.
Sekitar tanggal 26-30 Mei pukul 16.18 WIB & 13-17 Juli pukul 16.27 WIB Matahari tepat berada di atas kota Mekkah.
Pada saat itu Matahari yg tampak dari semua penjuru Bumi dpt dijadikan penunjuk lokasi Kabah.
Begitu pula bayangan benda tegak pada waktu itu jg dpt mnjadi menentu arah ke kiblat.
Selain itu utk daerah yg tdk mengalami siang, sama sbgai Mekkah, waktu yg digunakan ialah saat Matahari di atas titik yg diametral sbgai Mekkah
semoga bermanfaat....
No comments:
Post a Comment