
Perbedaan antara ikhlas dan shidq, bahwa shidq adalah pokok dan ia adalah yang pertama, sedangkan ikhlas adalah cabang yang ia adalah pengikutnya. Perbedaan yang Iain, bahwa ikhlas tidak akan ada kecuali setelah adanya perbuatan.
Dikatakan, ikhlas merupakan unsur terpenting dari suatu pekerjaan hati, yang diatasnyalah tempat beredar seluruh ibadah.
Alloh Swt. berfirman dalam Al-Qur'an yang artinya:
"Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya".(Qs.Albayyinah: 5).
Rasulullah SAW Bersabda:
"Ikhlaslah kamu dalam agamamu , maka amal sedikit pun akan mencukupi." (HR.Ibnu Abid Dunia,Hakim,dari muadz .Sohih).
Para ulama sufi mengatakan bahwa ikhlas adalah maqom ihsan, yaitu hendaklah engkau menyembah Allah seakan-akan engkau melihat-Nya (Lihat Iqodzul Himam: 3).
Sahl bin Muadz at-Tastari ra. berkata: "Bahwa Akyas dalam tafsir ikhlasnya melihat bahwa ikhlas tidak lain adalah hendaknya dalam gerak dan diamnya, rahasia dan terangnya diniatkan karena Allah semata. Tidak dicampuri sesuatupun dari nafsu dan kecenderungan-kecenderungannya, dan tidak pula dicampuri oleh urusan dunia".
Hal ini sejalan dengan perkataan: "Ikhlaskanlah diri dan milikilah ia, dan jangan menghendaki ketaatan kecuali kedekatan denganNya sebagai tempat menyandar".
Syekh Junaid ra. berkata: "Ikhlas adalah mensucikan perbuatan-perbuatan dari kekeruhan-kekeruhannya". Dan ikhlas itu memiliki tiga derajat, yaitu derajat ikhlas orang awam, derajat ikhlas orang khowash, dan derajat ikhlas orang khowashul-khowash.
Adapun ikhlasnya orang awam (orang kebanyakan) adalah orang Yang beribadah kepada Allah karena menginginkan nasib baik di dunia dan di akhirat. Seperti kesehatan, keselamatan harta, keluasan rezeki, rumah, dan istri.
Sedangkan ikhlasnya orang khowash (orang terpilih) yaitu beribadah kerena menginginkan nasib baik hanya di akhirat saja.
Sedangkan ikhlasnya orang khowashul khowash (orang-orang pilihan) adalah mereka beribadah kepada Allah tanpa mengharapkan nasib-nasib baik tersebut, baik di dunia ataupun di akhirat. Oleh karena itu, ibadah mereka adalah ibadah yang dikerjakan dengan sebenarnya, dan mereka mengerjakan segala kewajiban dari Tuhan itu diiringi dengan kecintaan dan kerinduan untuk dapat melihat-Nya.
Hal ini sebagaimana yang pernah dikatakan Oleh Ibnul Faridl: "Bukanlah Yang kuminta itu kenikmatan surga, kecuali aku hanya ingin melihat-Nya."
Wallahu a'lam...
No comments:
Post a Comment