October 2019 - SANTRI HIKAM

Santri hikam yang membahas seputar kajian islam dunia dan kesehatan,,

Hot

Post Top Ad

Sunday, 27 October 2019

Tata cara mengqodo sholat yang terlewat

October 27, 2019 0

Mengqadha shalat artinya mengerjakan shalat di luar waktu sebenarnya utk menggantikan shalat yg terlewat.
dlm keadaan tdk sengaja meninggalkan shalat, seperti karna ketiduran, lupa, pingsan, & lainnya, maka para ulama bersepakat bahwa wajib hukumnya mengqadha shalat yg terlewat.
barangsiapa yg terlewat shalat karna tidur / karna lupa, maka ia wajib shalat ketika ingat” HR. Al Bazzar 13/21, shahih).

Syaikh Shalih bin Fauzan Al Fauzan menjelaskan: orang yg hilang akalnya karna tidur, / pingsan / semisalnya, ia wajib mengqadha shalatnya ketika sadar” (Al Mulakhash Al Fiqhi, 1/95, Asy Syamilah).
& tdk ada dosa baginya seandainya hal tersebut bukan karna lalai, karna shalat yg dilakukan dlm rangka qadha tersebut yaitu kafarah dari perbuatan meninggalkan shalat tersebut.

Dari sini juga kita ketahui tdk benar anggapan sebagian masyarakat awam, bahwa seandainya bangun kesiangan di pagi hari maka tdk perlu shalat shubuh karna sudah lewat waktunya.
Para ulama berselisih panjang mengenai orang yg meninggalkan shalat dng sengaja apakah keluar dari Islam ataukah tdk?

adapun orang yg sengaja meninggalkan shalat hingga keluar waktunya, maka ia tdk akan bisa mengqadhanya sama sekali.
Maka yg ia lakukan ialah memperbanyak perbuatan amalan kebaikan & shalat sunnah.
& hendaknya ia bertaubat & memohon ampunan kpd Allah Azza wa Jalla” (Al Muhalla, 2/10, Asy Syamilah).
Selain itu, Allah Ta'ala telah menjadikan batas awal & akhir waktu bagi setiap shalat.
yg menjadikannya sah pada batas waktu tertentu & tdk sah pada batas waktu tertentu.
Maka tdk ada bedanya antara shalat sebelum waktunya dng shalat sesudah habis waktunya.
& ini bukanlah mengqiyaskan satu sama lain, melainkan yaitu hal yg sama, yaitu sama-sama melewati batas yg ditentukan Allah Ta'ala.
Allah Ta'ala berfirman: ‘barangsiapa yg melewati batasan Allah sungguh ia telah menzalimi dirinya sendiri‘.
Selain itu juga, qadha shalat ialah pewajiban dlm syariat.
& setiap yg diwajibkan dlm syariat tdk boleh disandarkan kpd selain Allah melalui perantara lisan Rasulnya” (Al Muhalla, 2/10, Asy Syamilah).
Dari sisi waktu, mengqadha shalat harus dilakukan segera ketika teringat dari lupa / tersadar dari hilang akalnya.
tdk boleh ditunda-tunda, harus segera dikerjakan sesegera mungkin.

Apakah diqadha sekaligus / setiap shalat di qadha pada waktunya, semisal shalat zhuhur diqadha pada waktu zhuhur, shalat ashar pada waktu ashar, dst.?
Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin menjawab pertanyaan ini:
karna Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam ketika terlewat beberapa shalat pada saat perang Khandaq beliau mengerjakan semuanya sebelum Maghrib.

dlm hadits di atas juga  menunjukkan shalat yg dikerjakan dlm rangka qadha sama persis seperti shalat yg ditinggalkan dlm hal sifat & tata caranya.
Misalnya, seandainya seseorang terluput shalat shubuh karna tertidur, maka ia wajib mengqadha dng mengerjakan shalat yg sama dng shalat shubuh.
& tdk ada lafal niat khusus yg perlu diucapkan dlm mengqadha shalat.
Andaikan niat mengqadha shalat perlu dilafalkan, maka Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam telah mengajarkannya kpd kita.
Lebih luas mengenai pelafalan niat, silakan simak artikel Polemik Pelafalan Niat dlm Ibadah
dng demikian, ketika seseorang baru teringat bahwa ia telah melewatkan shalat, / baru terbangun dari tidur sedangkan waktu shalat sudah terlewat, yg ia lakukan ialah segera berwudhu, lalu mencari tempat
shalat yg bersih & suci, menghadap kiblat kemudian mengerjakan shalat dng tata cara & sifat yg persis sebagaimana shalat yg ia tinggalkan.

wallahu alam...
Read More

Sunday, 13 October 2019

FAQOH bagimu adalah suatu Keniscayaan, dan Faqoh yang mendasar itu tidak bisa dihilangkan oleh hal-hal yang baru

October 13, 2019 0


Faqoh maksudnya Alloh mentaqdirkan kita mengalami suatu kejadian, yang dirasakan sangat menghimpit, dan kita sulit keluar dari keadaan tersebut. Seperti mertua pemarah, menantu pemalas, anak bermasalah dengan polisi, istri maksa minta cerai, suami selingkuh dan lain sebagainya.

Faqoh bagi kita adalah sesuatu yang tidak bisa dipisahkan, melekat, pasti akan mengalami. Walaupun setiap orang, jenis dan kadar faqohnya berbeda.

Ketika terjadi faqoh jangan cengeng jangan berprasangka buruk. Cepat yakini ini kerja Alloh, dan ini baik bagi kita menurut ilmu Alloh. Tujuannya untuk mendekatkan diri kita kepada Alloh, agar kita sadar bahwa kita butuh kepada Alloh, kita lemah Dia kuat, kita bodoh tidak dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi sedangkan Alloh maha Mengetahui akan segala sesuatu, "saya hamba, dan Alloh Tuhan". Kita pasrah saja, terserah Dia, mau berbuat apa saja kepada kita.

Dengan begitu kejadian yang menghimpit tersebut akan menjadi batu loncatan bagi kita untuk wushul kepada Alloh.

 pada kesempatan lain yaitu pada kajian hikam tahun 2014 pembahasan faqoh pangersa uwa KH.ZEZEN ZA BAZUL ASYHAB adalah sebagai berikut:

Pengertian Faqoh yang paling mendasar adalah syiddatul ihtiyaj (kebutuhan yang sangat kuat), yaitu kaitannya dengan nikmat ijad dan imdad, keberadaan dan keberlangsungan hidup kita di dunia ini tidak ada satu detikpun yang terlepas dari pertolongan Alloh. Seandainya satu detik saja kita "ditinggalkan" Alloh maka pasti kita akan mati. Oleh sebab itu selamanya kita faqoh (sangat membutuhkan) kepada Alloh, termasuk saat ini, walaupun kita tidak sedang mengalami masalah yang menghimpit, namun kita bernafas menghirup oksigen, oksigennya disediakan oleh Aloh, paru-parunya diberi, difungsikan dan dijaga oleh Alloh, kita ini bagaikan wayang-wayang tak berdaya, untuk apapun membutuhkan Alloh, inilah faqoh yang sebenarnya.

Nah, karena manusia sering lupa bahkan menafikan bahwa dirinya sangat membutuhkan Alloh setiap saat, maka dengan datangnya masalah-masalah yang menghimpit itu pada hakikatnya adalah sebuah teguran dari Alloh untuk mengingatkan, bahwa sesunguhnya kita faqoh kepada Alloh, agar kita sadar bahwa kita ini bukan Tuhan yang memiliki sifat al Qowiy (Maha kuat) dan al Qiyaamu binafsihi (berdiri sendiri, tidak membutuhkan pihak lain)

Ibn Attha Illah Assakandari mengatakan:
"Sebaik-baik waktumu adalah saat-saat di mana engkau menyadari akan kebutuhanmu(kepada Allah), dan karenanya engkau pun kembali mengakui akan kerendahan dirimu (di hadapan-Nya) "

Waktu yang terbaik bagi kita adalah disaat Alloh memberi kita faqoh, dan dari faqoh tersebut, kita menyadari bahwa kita butuh kepada Alloh, sehingga terus mendekati-Nya.

Sebagaimana sekolah waktu terbaik adalah saat menghadapi ujian, karena saat itu menjadi momen penentu peningkatan kelas kita. Itu kalau dalam dunia persekolahan. Kalau dalam hidup, menghadapi faqoh dan lulus maka bersyukur, andaipun tidak lulus, jadikan itu pengalaman.


Wallahu a'lam...


Read More

Saturday, 5 October 2019

Antara kejahatan Hawa Nafsu dan Perjuangan Zuhud

October 05, 2019 0

Sabda Nabi saw ; 'Ada tiga hal yang bisa menghancurkan ; (1) Taat kepada Hawa nafsu, (2) mengikuti sifat kikir, dan (3) menyombongkan diri."

Demikianlah, dan semua maksiat memang berawal dari mengikuti  hawa nafsu, dimana hawa nafsu akan membimbing ke neraka. Dan semoga kita tetap dalam perlindungan Allah.

sebagian orang ma'rifat berkata ; ”Bila dalam (hatimu) muncul dua, maka engkau tidak tahu lagi dimana kebenaran. Maka lihatlah, pikir, mana diantara dua itu yang paling dekat dengan hawa nafsu, maka perangilah!"

  Senada dengan syair Imam Syafi'i ; ”Bila masalahmu terpusat pada dua tujuan, dan engkau tidak tahu yang salah atau yang benar; maka  hancurkan hawa nafsumu, sebab hawa nafsu bisa membimbing ke arah jiwa yang tercela.”
Ibnu Abbas ra. berkata; ”Bilamana kamu ragu memilih dua pendapat, maka tinggalkan yang kau cintai dan pakailah yang ringan bagimu." Pedomannya; sesuatu yang ringan amat mudah bagimu, jangkauannya mudah, resiko kecil dan pertolongan akan cepat datang. Maka seseorang akan lebih bersemangat terhadap keinginannya. Bila yang berat diambil, jelas terasa sulit, sulit menjangkau dan pertolonganpun terasa lama."

Riwayat Ibnu Umar ra. : Kekanglah hawa nafsu kalian. Sebab hawa nafsu selalu mengantar ke jalan keburukan. Sesungguhnya perkara benar selalu berat namun nikmat, dan perkara batil selalu ringan -tapi mentah, Menghindari kerusakan lebih mudah daripada memperbaiki kerusakan.

Lukman berkata kepada putranya; ”Pertama kali aku peringatkan  Padamu mengenai hawa nafsu. Nafsu selalu punya kesenangan dan  keinginan. Andai kamu memberikan ”keinginan" , maka nafsu bisa tumbuh  dalam hati laksana tumbuhnya api di atas batu, (yang lama kelamaan menjadi rapuh dan runtuh, tidak berbentuk hati lagi melainkan bubuk racun).

Nabi Saw. bersabda; "Allah menciptakan akal, dan Dia berfirman  Padanya; 'Menghadaplah... !' Akal-pun menghadap. Firman-Nya; hadaplah ke belakang!” Akal lantas membelakangi. Allah Ta'ala berfirman; demi keagungan dan Keluhuran-Ku,_ AKU tidak akan meletakkanmu kecuali buat orang-orang yang kucintai diantara mahluk-Ku."

Dan Allah menciptakan kebodohan,berfirman padanya; "menghadaplah." Ia pun menghadap dan membelakangi . Lalu Allah berfirman; Demi keagungan dan keluhuranku, Aku tidak akan meletakkanmu kecuali buat orang-orang yang Aku benci diantara makhluk-Ku".(HR.Imam Tirmidzi).

 Wansyaddal akhor; "Bila kamu ingin berhasil menggapai cita_ciita sekali-kali janganlah engkau menuruti keinginan hawa nafsu. Perangilah dia semua dorongan keinginannya, dan kekanglah dirimu untuk bercampur dengan orang yang sesat. Tinggalkan bisikan nafsu, bisikkan itu jelas ke arah kejahatan mulai bisikkan pertama atau selamanya, tetap pada akhirnya adalah neraka.

  Beberapa kata mutiara; "Hawa nafsu merupakan kendaraan yang jelek, dia menuntun ke arah kesenangan dan menempatkan pada tempat ujian. Maka janganlah keinginan nafsumu berjalan ke tempat yang buruk

 Dunia adalah tidur; akherat adalah bangun; diantara keduanya ada kematian. Sementara kita semua saat ini berada dalam mimpi-mimpi yang kosong. Barangsiapa yang melihat berdasarkan hawa nafsunya tentu akan kebingunan. Barangsiapa yang memutuskan untuk hawa nafsu tentu akan  menyeleweng. Dan barang siapa yang memperpanjang pertimbangan, dia tidak akan menemukan batas akhir, dan buat orang yang memandang   (mempertimbangkan) tidak akan pernah berakhir.

 Sabda Nabi saw; "Sebaik-baik agamamu adalah wira-i (menjauhkan diri dari maksiat atau barang subhat/antara barang halal dan haram)."  
 Nabi saw bersabda; 'Jadilah kalian seerang yang wira-i, pasti kamu  akan jadi orang paling ahli ibadah diantara manusia. Jadilah kamu orang  yang bersifat menerima, pasti kamu jadi orang yang paling bersyukur  diantara manusia."

Sabda Nabi saw; "Barangsiapa yang tidak bersifat Warai'; dimana  wara' mampu menghalangi maksiat kepada Allah ketika menyendiri, maka Allah tidak akan memperdulikan satupun ilmunya."

Wallahu a



Read More

Wednesday, 2 October 2019

Bagaimana cara bersyukur akan nikmat Allah?? Versi Kh.Zezen Za Bazul Asyhab

October 02, 2019 0

Syekh Ibnu Attha illah Assakandari berkata didalam kitab Al-Hikam hikmah ke 64:
"Artinya: Barang siapa yang tidak mensyukuri nikmat Allah , berarti dia sedang berusaha untuk menghilangkan nya, dan barang siapa yang mensyukuri nikmat Nya berarti telah mengikat nikmat itu dengan ikatan yang kuat."
Allah berfirman:
"Artinya: Dan (ingatlah) tatkala Tuhanmu memberitahu bahwa, Sesungguhnya jika kamu bersyukur ,pasti aku akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmatku), maka sesungguhnya adzab -Ku sangat pedih".( QS. Ibrahim: 7).
 Bagaimana cara bersyukur akan nikmat Alloh?
1. Sadari bahwa semuanya dari Alloh
2. Sering mengungkapkannya, seperti dengan ucapan alhamdulillah, atau ketika berdo'a sebelum minta apa-apa, ungkapkan dulu rasa terimakasih kita kepadaNya
3. Pergunakan semuanya di jalan Alloh, dengan kata lain dipakai beribadah.

Di dalam al Quran diceritakan tentang sebuah negeri yang bernama Saba, negeri yang sangat subur dan makmur, istilah dalam al Qurannya "baldatun thayyibatun". Kesuburan negeri tersebut terlukis dari beberapa pemaparan ahli tafsir yang menggambarkan sebagian keadaan negeri tersebut, diantaranya dalam tafsir Ash shawi, dijelaskan bahwa saba adalah sebuah negeri yang tidak ada satu jengkal tanahpun yang gersang (tidak dapat menumbuhkan tumbuhan), tidak ada lalat, nyamuk, tikus, ular atau hewan-hewan yang merusak tanaman dan mengganggu kenyamanan penduduknya. Bahkan apabila ada orang asing yang melintasi negeri tersebut dan di atas kepalanya ada kutu, kutu tersebut akan segera mati, karena udaranya yang sehat dan segar. Keadaannya yang subur membawa kesejahteraan bagi penduduknya, dalam Tafsir al Qurtubi disebutkan apabila ada seorang perempuan penduduk saba keluar dari rumah untuk memenuhi kebutuhannya sambil membawa bakul di atas kepala, maka sebelum ia sampai ketempat tujuannya, bakulnya sudah dipenuhi buah-buahan yang jatuh dari pohon-pohon di pinggir jalan. Seperti itulah sedikit gambaran kesuburan negeri saba dan kesejahteraan penduduknya.

Kepada mereka dikatakan: silahkan makan dari rizki Tuhan kalian, dan bersyukurlah kepada-Nya".(Qs.Saba: 15).

Namun, karena mereka tidak mau bersyukur kepada Alloh, bahkan setelah diutusnya 13 orang Nabi sebagai pemberi peringatan kepada mereka, maka Alloh mengirimkan banjir yang membuat negeri tersebut hancur. Sehingga kesuburan dan kemakmuran sebagai bentuk nikmat Alloh hilang seketika.

Dari kisah di atas patutlah kita ambil pelajaran, tentang betapa meruginya kalau kita tidak mampu bersyukur atas segala nikmat-Nya.

Wallahu a'lam...

Read More

Tuesday, 1 October 2019

Rukun Agama Islam adalah Iman, Islam dan Ihsan

October 01, 2019 0

Pada kali ini akan dijelaskan rukun agama islam yang ke tiga saja, yaitu Ihsan.

Apa itu Ihsan??
Ihsan adalah kepastian dalam beribadah kepada Allah hingga memperoleh keberadaan Rububiyyah- Nya melalui cahaya Bashiroh. Artinya ,beribadah kepada-Nya hingga melihat -Nya melalui sifat-sifatnya. Dan seorang hamba itu melihatnya dengan keyakinan hati, bukan melihat-Nya dengan sebenarnya. Karena itu Rasulullah Saw bersabda:
"Artinya: hendaklah kamu menyembah Allah seakan-akan kamu melihat -Nya. Jika kamu tidak melihatnya, maka yakinlah bahwa sesungguhnya Dia Melihatmu." 
Oleh karena itu seorang hamba akan melihat-Nya dari balik tabir sifat-sifat-Nya. Jadi, seorang hamba tidak melihat Allah dengan sebenarnya, karena Dua merupakan Penyeru melalui sifat yang menyifati-Nya, dan tidak ada maqom musyahadah bagi-Nya pada maqom RUH.

Adapun yang dimaksud ibadah dalam sabda Nabi Saw.
"Seakan-akan engkau melihat-Nya" adalah berdzikir dengan menyebut nama Allah. Sebagaimana Allah swt berfirman dalam Alquran.
Artinya: ”Sebutlah (nama) Tuhanmu di dalam dirimu (hatimu) dengan merendahkan diri dan dengan rasa takut tanpa mengeraskan suara pada pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai!' (QS.Al-A'raf:205)

Yang dimaksud dengan "Tuhanmu” dalam ayat di atas adalah ”nama Tuhanmu”, dan yang dimaksud dengan "di dalam dirimu” adalah "di dalam hatimu”. Itulah yang dimaksud dengan ”berdzikir dengan nama Tuhanmu di dalam hatimu”, yaitu dzikir khofi. Rosululloh saw. bersabda:
Artinya: "Sebaik-baik dzikir adalah dzikir khofi, dan sebaik-baik rezeki adalah rezeki yang mencukupi. " (HR. Ahmad, Ibnu Hibban, Baihaqi, dari Sa 'id. Shohih)
Ayat ini menunjukkan kewajiban dzikir secara terus menerus dalam setiap waktu, dan tidak boleh melalaikannya walaupun hanya sesaat. Karena ayat tersebut di atas mempunyai dua pengertian yang berlawanan, yaitu perintah dan larangan. Sesungguhnya Alloh memerintahkanmu untuk berdzikir dan melarangmu lalai dari dzikir kepada-Nya.
Alloh berfirman dalam sebuah hadits qudsi: "Apabila kamu belum melihat-Ku maka tetapkanlah nama-Ku (di dalam hatimu), karena sesungguhnya nama-Ku tidak pernah memisahkan-Ku " (Hawatifar-Robbaniwah)
Dalam hadits qudsi yang lain Allah berfirman:
"Artinya Barang siapa yang mengingat-Ku di dalam hatinya, Aku akan mengingatnya di dalam diriku. Dan barang siapa yang mengingat-Ku dikelompok manusia yang banyak, aku akan mengingatnya dalam kelompok yang lebih baik darinya".(HR.Bukhori).
Allah Swt berfirman dalam Al-quran:
"Artinya: Bertasbih kepada Allah di mesjid-mesjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya."(Qs.An-nur:36). 
Adapun nama Allah yang pertama adalah Laa Ilaaha Illallah, ini berfaidah untuk menyucikan hati dari nafsu amarah yang selalu mengajak kepada kejelekan. Dan nama-Nya yang kedua adalah Allah, nama ini adalah nama Teragung dari sekian nama-nama-Nya, yang berfaedah untuk membersihkan diri dari jiwa yang tercela (nafsu lawwamah).

Wallahu a'lam....



Read More

Post Top Ad