
Mengqadha shalat artinya mengerjakan shalat di luar waktu sebenarnya utk menggantikan shalat yg terlewat.
dlm keadaan tdk sengaja meninggalkan shalat, seperti karna ketiduran, lupa, pingsan, & lainnya, maka para ulama bersepakat bahwa wajib hukumnya mengqadha shalat yg terlewat.
barangsiapa yg terlewat shalat karna tidur / karna lupa, maka ia wajib shalat ketika ingat” HR. Al Bazzar 13/21, shahih).
Syaikh Shalih bin Fauzan Al Fauzan menjelaskan: orang yg hilang akalnya karna tidur, / pingsan / semisalnya, ia wajib mengqadha shalatnya ketika sadar” (Al Mulakhash Al Fiqhi, 1/95, Asy Syamilah).
& tdk ada dosa baginya seandainya hal tersebut bukan karna lalai, karna shalat yg dilakukan dlm rangka qadha tersebut yaitu kafarah dari perbuatan meninggalkan shalat tersebut.
Dari sini juga kita ketahui tdk benar anggapan sebagian masyarakat awam, bahwa seandainya bangun kesiangan di pagi hari maka tdk perlu shalat shubuh karna sudah lewat waktunya.
Para ulama berselisih panjang mengenai orang yg meninggalkan shalat dng sengaja apakah keluar dari Islam ataukah tdk?
adapun orang yg sengaja meninggalkan shalat hingga keluar waktunya, maka ia tdk akan bisa mengqadhanya sama sekali.
Maka yg ia lakukan ialah memperbanyak perbuatan amalan kebaikan & shalat sunnah.
& hendaknya ia bertaubat & memohon ampunan kpd Allah Azza wa Jalla” (Al Muhalla, 2/10, Asy Syamilah).
Selain itu, Allah Ta'ala telah menjadikan batas awal & akhir waktu bagi setiap shalat.
yg menjadikannya sah pada batas waktu tertentu & tdk sah pada batas waktu tertentu.
Maka tdk ada bedanya antara shalat sebelum waktunya dng shalat sesudah habis waktunya.
& ini bukanlah mengqiyaskan satu sama lain, melainkan yaitu hal yg sama, yaitu sama-sama melewati batas yg ditentukan Allah Ta'ala.
Allah Ta'ala berfirman: ‘barangsiapa yg melewati batasan Allah sungguh ia telah menzalimi dirinya sendiri‘.
Selain itu juga, qadha shalat ialah pewajiban dlm syariat.
& setiap yg diwajibkan dlm syariat tdk boleh disandarkan kpd selain Allah melalui perantara lisan Rasulnya” (Al Muhalla, 2/10, Asy Syamilah).
Dari sisi waktu, mengqadha shalat harus dilakukan segera ketika teringat dari lupa / tersadar dari hilang akalnya.
tdk boleh ditunda-tunda, harus segera dikerjakan sesegera mungkin.
Apakah diqadha sekaligus / setiap shalat di qadha pada waktunya, semisal shalat zhuhur diqadha pada waktu zhuhur, shalat ashar pada waktu ashar, dst.?
Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin menjawab pertanyaan ini:
karna Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam ketika terlewat beberapa shalat pada saat perang Khandaq beliau mengerjakan semuanya sebelum Maghrib.
dlm hadits di atas juga menunjukkan shalat yg dikerjakan dlm rangka qadha sama persis seperti shalat yg ditinggalkan dlm hal sifat & tata caranya.
Misalnya, seandainya seseorang terluput shalat shubuh karna tertidur, maka ia wajib mengqadha dng mengerjakan shalat yg sama dng shalat shubuh.
& tdk ada lafal niat khusus yg perlu diucapkan dlm mengqadha shalat.
Andaikan niat mengqadha shalat perlu dilafalkan, maka Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam telah mengajarkannya kpd kita.
Lebih luas mengenai pelafalan niat, silakan simak artikel Polemik Pelafalan Niat dlm Ibadah
dng demikian, ketika seseorang baru teringat bahwa ia telah melewatkan shalat, / baru terbangun dari tidur sedangkan waktu shalat sudah terlewat, yg ia lakukan ialah segera berwudhu, lalu mencari tempat
shalat yg bersih & suci, menghadap kiblat kemudian mengerjakan shalat dng tata cara & sifat yg persis sebagaimana shalat yg ia tinggalkan.
wallahu alam...